Pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu secara bersungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam. All software free download full version. Muhammad ‘Abduh adalah tokoh pembaharu yang tidak asing lagi, dunia Islam dan Barat mengakuinya, bahkan pandangannya sering dijadikan rujukan dalam pembahasan ke-Islaman. MAKALAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM. Sosial yang harus diakui oleh Islam, pembaharuan ini bisa dilakukan dengan cara melalui penyelidikan pendidikan, percobaan.
Periode klasik (650 - 1250 M) merupakan zaman kemajuan dan dibagi menjadi 2 fase. Pertama, fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650 - 1250 M).
Di zaman inilah daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di barat dan melalui Persia sampai ke India Timur. Di masa ini pula berkembang dan memuncak ilmu pengetahua, baik dalam bidang agama maupun bidang non agama, dan kebudayaan Islam. Zaman inilah yang menghasilkan ulama’-ulama’ besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I, dan Imam Ibnu Hambal, dalam bidang hokum, Imam Al-Asy’ari, Imam Al-Maturidi, pemu.ka-pemuka Mu’tazilah seperti, Wasil bin ‘Ata, Abu al-Huzaib, Abu an-Nazam, dan al- Juba’I dalam bidang teologi, Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, dan al-Hallaj, dalam mitisisme atau tasawuf, al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Maskawaih dalam filsafat, dan Ibn al-Haisam, Ibn Hayyan, Al-Khawarizmi, Al-Ma’udi, dab Ar – Razi dalam bidang ilmu pengetahuan. Harun Nasution lahir di Pematang Siantar, Sumatra Utara, 23 September 1919. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar Hollandsch – In – Landsche School (HIS), ia melanjutkan studi Islam ke tingkat menengah yangbersemangat modernis, Moderne Islamietische Kweekschool (MIK). Karena desakan orang tua ia meninggalkan MIK dan pergi belajar ke Saudi Arabia. Di negeri gurun pasir ini tidak tahan lama dan memilih orang tuanya agar bisa pindah studi ke Mesir.
Di negeri Sungai Nil ini Harun mula-mula mendlama Islam di Fakultas Ushuludin, Universitas Al –Azhar, namun ia merasa tidak puas dan kemudian pindah ke Universitar Amerika (Kairo). Di universitas ini, Harun tidak mendalami Islam, tetapi ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu social. Selama beberapa tahun sempat bekerja di perusahaan Saraski dan kemudian di Konsulat Indonesia karena setamat dari Universitas tersebut dengan ijazah B.A. Di kantongnya. Dari Konsulat itulah, putra Batak yang mempersuntng seorang Putri dari Negeri Mesir ini, memulai karir diplomatiknya.
Dari Mesir, ia ditark ke Jakarta kemudian diposkan sebagai sekretaris pada Kedutaan Besar Indonesia di Brussel. Situasi politk dalam negeri Indonesia pada tahun 60-an membuatnya mengundurkan diri pada karir diplomatic dan kembali ke Mesir. Di mesir ia kemmbali menggeluti dunia ilmu di sebuag sekolah tinggi studi Islam, di bawah bimbingan salah seorang ulama’ fiqih Mesir terkemuka, Abu Zahrah.
Ketika belajar, di sinilah Harun mendapat tawaran untuk mengambil Studi Islam di Universitas McGill, Kanada. Untuk tingkat Magister di Universitas ini, ia menulis tentang “Pemikiran Negara Islam di Indonesia”, dan untuk disertai Ph.D. Ia menulis tentang “Posisi Akal dalam Pemikiran Teologi Muhammad Abduh “. Setelah meraih doctor, Harun kembali ke tanah air dan mencurahkan perhatiannya pada pengembangan pemikiran Islam lewat IAIN. Ia sempat menjadi rector IAIN Jakarta selama 2 periode (1974-1982). Kemudian ia memelopori pendirian pascasarjana unruk Studi Islam di IAIN.